Infoguru.click --- Jangan pernah menanyakan pertanyaan ke siswa seperti ini, apakah kalian sudah paham ? atau kalian semua sudah paham untuk semua siswa, tentu yang belum mengertipun akan menjawab paham , alangkah baiknya kita bertanya satu persatu ke siswa, terutama siswa yang kurang memperhatikan .
Komunikasi merupakan kunci pembelajaran. Berbagai kemampuan atau keterampilan diajarkan oleh guru kepada siswa melalui proses komunikasi. Bagaimana partisipasi siswa dalam komunikasi di kelas menunjukkan kualitas pembelajaran. Semakin tinggi partisipasi siswa untuk berkomunikasi secara positif di dalam pembelajaran merupakan salah satu indikator bahwa proses pembelajaran telah berjalan dengan baik.
Ilustrasi Guru Bertanya ke salah satu siswa |
Siswa seringkali tidak berani untuk aktif di kelas. Untuk itulah guru harus memancing prtisipasi mereka. Guru harus pandai menyelipkan pertanyaan-pertanyaan dalam aktivitas mengajarnya. Melalui pertanyaan yang dilontarkan itu diharapkan siswa akan menjawab, berpendapat, menyanggah pendapat yang lain atau bahkan muncul pertanyaan lanjutan. Jika hal tersebut terjadi, maka kelas akan ramai, artinya partisipasi siswa dalam pembelajaran akan tinggi.
Berdasarkan penelitian yang banyak dilakukan, diperoleh temuan bahwa guru telah banyak menggunakan pertanyaan di dalam pembelajaran. Namun sayangnya, pertanyaan sebagian besar masih didominasi oleh pertanyaan tingkat rendah. Yaitu pertanyaan yang hanya mendorong siswa untuk mengingat atau menghafal materi yang telah disampaikan sebelumnya. Masih jarang guru menggunakan pertanyaan-pertanyaan tingkat tinggi, artinya pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir.
Contoh-contoh pertanyaan tingkat rendah adalah apa nama bagian bunga yang berfungsi untuk menarik serangga untuk hinggap? Siapa pencetus teori evolusi? atau jelaskan apa yang dimaksud dengan proses fotosintesis! Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa hanya butuh mengingat kembali apa yang telah disampaikan sebelumnya oleh guru atau apa yang telah ia baca di buku.
Untuk mengetahui pemahaman siswa sebaiknya guru tidak hanya menggunakan pertanyaan-pertanyaan tingkat rendah. Variasi pertanyaan dibutuhkan untuk memperoleh gambaran mengenai pemahaman siswa, apakah mereka hanya dapat menghafal atau telah memahami materi secara mendalam. Tentu saja yang paling parah adalah mereka yang untuk mengingat materi pun tidak bisa.
Beberapa contoh pertanyaan tingkat tinggi antara lain, Mengapa para petani mengganti tanaman mereka seiring dengan pergantian musim? atau Bagaimana kondisi hewan-hewan di kepulauan galapagos dapat mengarahkan Darwin menyusun teori evolusi? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu membuat siswa harus menggabung beberapa informasi dan mengolahnya sebelum dapat menjawab pertanyaan. Jawaban tidak dapat langsung siswa sampaikan hanya dengan mengingat suatu informasi. Kecuali tentu saja pertanyaan tersebut telah pernah dibahas dan siswa hanya mengulangi jawabannya.
Untuk memancing partisipasi siswa, sebaiknya pertanyaan dibuat menarik dan bervariasi. Misalnya dengan menghubungkan teori dan kasus terbaru yang terjadi di sekitar siswa. Penggunaan gambar atau benda-benda nyata kemudian memberi pertanyaan terkait dengan gambar atau benda nyata tersebut juga dapat memancing lebih banyak partisipasi.
Satu hal yang perlu diperhatikan guru ketika menggunakan pertanyaan tingkat tinggi adalah mengetahui level kemampuan dan pengetahuan siswa. Pertanyaan yang diberikan sebaiknya tidak terlalu mudah sehingga membuat siswa tidak tertarik, namun juga tidak terlalu sulit sehingga siswa stres dan malas untuk ikut berpartisipasi. Menurut Vygotsky, pertanyaan sebaiknya diberikan berada pada zona perkembangan proksimal (setingkat di atas pengetahuan siswa, namun masih mungkin untuk mereka upayakan).
Sumber : (http://www.teoriuntukguru.com) .
Semoga artikel di atas bermanfaat untuk ibu /bapak guru , saat sedang menyampaikan pelajaran di kelas, karena ketika siswa siswi kita bisa, merupakan suatu keberhasilan untuk kita sendiri , salam pendidikan .
0 comments:
Post a Comment